Merhaba, Guys!
Jadi, jumat ini, mumpung libur dan mumpung ingettt. Ku akan berbagi seadanya tentang “Cara Mengirim Tulisan (Puisi, Cerpen, dan Esai/Opini/Artikel) ke Koran Medan”
Jadi, jumat ini, mumpung libur dan mumpung ingettt. Ku akan berbagi seadanya tentang “Cara Mengirim Tulisan (Puisi, Cerpen, dan Esai/Opini/Artikel) ke Koran Medan”
Harian Waspada (Rubrik Cemerlang)
Nah,
rubrik “Cemerlang” ini isi rubriknya PUISI dan CERPEN.
Kalau
memang dikira-kira, bahasanya belum berat, masih awal-awal nulis, masih baru
suka-suka nulis, Harian Waspada bisa kita jadikan medan buat menggemparkan
karya kita. Tapi, Waspada juga masih sering kok nerbiti karya-karya penulis
senior :) Hanya saja, Waspada berbaik hati untuk menerbitkan tulisan
teman-teman yang meski BARU PERTAMA KALI mengirimkan karyanya. Eits, tapi tetap
nggak semua ya. Contohnya, saya. Dan ternyata, kemarin ada hal yang saya lupa.
Kelihatannya sepele namun penting syekaleeee.
Saya
lupa nulis nama “Rubrik Cemerlang” di subject
emailnya. Hrrrrrrr. Ini penting buat redaktur. Karena, dari situlah
redaktur tahu tujuan kita kirim email ke beliau. And then, barulah diterbitkan
setelah saya tulis “Rubrik Cemerlang” di subjectnya.
Itu juga cuma sekali terbit. Tapi, nggak apa-apa. Media lain tentu masih banyak
:D
Untuk
berperang, tentu kita harus tahu medan perangnya. Nah, insya Allah, di sini
akan saya jabarin, saya usahain lengkap, tapi kalau belum puas boleh ditanya
langsung ke saya. (Meskipun, saya juga masih proses belajar dan merintis)
Puisinya jangan terlalu
panjang. Sebaiknya 5-10 baris. Dan tulisan ke arah kanannya juga jangan terlalu panjang. Berikut
contohnya.
Senja
Lama tak Dieja
Karya
: Aisyah Haura Dika Alsa
Mobil-mobil gerah membikin panjang
Raut-raut payah ditelan pelan petang
Jingga bertebaran, kueja tanpa kawan
Sebab kau tega tinggalkan kota
Lupa bagaimana cara kembali
Hingga senja, lama tak kueja
(Waspada, Minggu, 23 Agustus
2015)
(Berhubung kuota tidak cukup untuk menampung foto korannya, jadi, saya copy
paste aja tulisannya yak. Hehe peace.)
Minimal kita mengirimkan 5 judul puisi ke Waspada dan 1 puisi yang
diterbitkan. Honor waspada, 1 puisi Rp 15 ribu (Honor di Waspada diambil setelah sebulan terbit,
kantornya saya lupa di mana. Maafkeun -_- karena emang belum pernah main-main
ke sana. Kali aja, habis baca ini, kita bisa ambil honor bareng #eaaaa. Tapi, tadi baru tanya bapak saya, kantornya di Brigjen Katamso)
Alamat email rubrik
Cemerlang Waspada (puisi dan cerpen) : cemerlangwaspada@yahoo.co.id
Subjectnya : Puisi/Cerpen
Rubrik Cemerlang Waspada (Kalau mau kirim puisi dan cerpen sekaligus, alangkah
indahnya dipisah yak)
Lalu, jangan lupa buat
surat pengantar. Kalau kata dosen saya tercinta, Ibu Winarti, mau masuk rumah
orang kan pakai permisi dan salam tuh. Nah, sama halnya kalau kita mau kirim
email ke redaktur.
Assalamu’alaykum
Warohmatullah Wabarokatuh
Yth.
Redaktur Cemerlang Waspada
Selamat
pagi, Pak.
Saya,
Aisyah Haura Dika Alsa, mahasiswi semester V Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP
UMSU mengirimkan tulisan saya ke rubrik yang Bapak pimpin. Saya mengirimkan 5
judul puisi. Karya saya ini belum pernah diterbitkan di media manapun. Besar
harapan saya tulisan saya dapat diterbitkan.
Terima
kasih atas perhatian Bapak
Wassalamu’alaykum
Warohmatullah Wabarokatuh
(Ingat
ya, salam ndak boleh disingkat. Masak berbuat baik aja pelit sama huruf :))
Dah, jangan sampe lupa unggah
file kita. Lalu, dengan bismilah klik “Kirim” :D
(Surat
pengantar ini berlaku untuk setiap media koran, hanya diubah rubrik dan isinya
saja, kalau ada versi yang lain, ndak masalah, yang penting tetap sopan)
Nah,
kalau cerpen, 2 halaman saja sudah cukup. A4. 12 TNR. No spacing (tanpa spasi)
margin normal. Tema bebas. Cara-cara mengirimnya seperti puisi yak ^^
Waspada
rubrik cemerlang terbit setiap minggu. Nggak rugi kok, uang jajan dibelikan
koran yang Rp 3 ribu ^^
Harian Mimbar Umum
Harian Mimbar Umum
Sebenarnya,
Mimbar Umum, Waspada, Analisa dan Medan Bisnis, umunya memuat jenis tulisan
yang sama, yakni Opini, Puisi dan Cerpen. Hanya saja, belum semua rubrik saya
coba.
Nah,
di mimbar umum ini, tulisan saya pernah dimuat, di rubrik opini, pendidikan, dakwah,
dan budaya. Opini >> senin-kamis,
pendidikan >> selasa, wisata >> kamis, dakwah
>> jumat, budaya >> sabtu.
Di
Mimbar Umum, rubrik
opini, pendidikan, dakwah, budaya tentu sama-sama memuat artikel. Hanya saja,
temanya yang berbeda. Tema sesuai nama rubrik.
Alamat
email rubrik opini >> mimbarumum@yahoo.com
Alamat
email rubrik pendidikan, wisata, budaya, puisi, dan cerpen >> suyadisan@yahoo.com
Alamat
rubrik dakwah >> mimbarjumat@yahoo.com
Artikel/Esai/Opini
>>> 1.5 / 2 halaman no spacing margin normal A4 12 TNR
Honor
di Mimbar Umum sepertinya tidak ada, hanya saja bagi mahasiswa UMSU, alumni
UMSU dan dosen UMSU bisa mencairkan honor di UMSU.
Di akhir tulisan buat ctrl R, ctrl I and ctrl B dengan kalimat pengenal di bawah ini sebagai syarat mengambil honor tulisan di UMSU. Buat ambil honor di UMSU tidak lebih dari 20 hari ya :)
Di akhir tulisan buat ctrl R, ctrl I and ctrl B dengan kalimat pengenal di bawah ini sebagai syarat mengambil honor tulisan di UMSU. Buat ambil honor di UMSU tidak lebih dari 20 hari ya :)
Contoh
>> (Penulis adalah mahasiswi Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMSU)
Harian Medan Bisnis (Rubrik Art and
Culture)
Nah, inilah media cetak
yang pertama kali menampung puisi dan cerpen saya :D kalau opini, belum pernah
nyoba.
Harian Medan Bisnis termasuk koran yang menerangkan di korannya dengan cukup jelas syarat mengirim tulisan
ke medianya. Makanya, saya berani nyoba-nyoba kirim. Waktu itu nanya sama
senior belum pede hahaha. Kalau cerpen nunggu 10 bulan, tapi alhamdulillah
puisi saya cukup ngirim dua kali di minggu kedua langsung diterbiti. Ada juga
teman yang nggak terbit-terbit ngirim ke sini. Maka dari itu, kita harus tahu
selera masing-masing redaktur.
Ya, caranya dengan beli
korannya. Tapi, karena saya tahu, jarang sekali anak muda yang baca koran, jadi
saya kasih informasi yang tak seberapa ini di sini.
Kalau saya amati,
redaktur Art n Culture senang dengan puisi yang jenis naratif. Nah, buat teman
yang suka nulis puisi naratif bisa dicoba kemari..
Kata pengantarnya tetap
sama yak namun rubriknya jangan lupa diganti.
Nah, ini saya copypaste
dari korannya langsung.
Pengiriman
karya melalui email :
Redaktur di Medan Bisnis sudah berganti, jadi emailnya juga. Berikut email redaktur yang baru >> diurnanta@gmail.com
Puisi
minimal 6 judul sekali pengiriman, cerpen maksimal 7.000 karakter, artikel/esai
seni budaya 5.000 – 7.000 karakter. Puisi dan cerpen dilengkapi biodata singkat
serta foto diri. Gambar/foto dikirim dengan format JPEG.
Mungkin buat akhwat yang jarang mampang foto agak gimana gitu kalau ngirim ke
koran juga disertai foto. Kalau menurut saya, nggak usah pakai foto. Siapa tahu
karena puisinya keren, redaktur tetap masukin tulisannya :D (saya sudah beberapa kali terbit tanpa foto kok XD)
Honor
cerpen Rp 35 ribu dan honor 1 judul puisi Rp 20 ribu (puisi dimuat tidak
menentu berapa banyak, tergantung selera redaktur) Dan mengambil honor di
kantornya Medan Bisnis di jalan S. Parman, sebulan setelah karya terbit.
Korannya
juga terbit setiap minggu, harganya Rp 2500
Begini contoh puisinya,
Tidakkah
Kau Rindu
Karya
: Aisyah Haura Dika Alsa
Tidakkah
kau rindu?
Kepada
senja dan berisik roda
Atau
pada kayuh yang menuju aku
Atau
pada apa saja yang telah hilang digarang kenang
Yang
diimani waktu kini adalah elegi; tentang kita dibalik jeruji
Serupa
menghayati kepergian seseorang di berita malang
Sejumput
tertinggal, yang banyak tanggal, dijemput kematian
Kita
tak perlu bersenandung bersama melayat lalu, biarlah direbah waktu
Pun
mimpiku telah lama tiadamu
Tidakkah
kau rindu? Tentu rindu
Aku?
Tidak.
(Minggu,
Harian Medan Bisnis) – Lupa tanggalnya T.T
(Medan Bisnis sudah tidak membuka rubrik Art n Culture lagi)
Nah,
coba bedain deh. Bedakan bentuk puisi di Medan Bisnis dan Waspada. Medan Bisnis
lebih panjang. Dan memang, menurut saya, redakturnya senang dengan puisi jenis
naratif. Oh iya, di Medan Bisnis, bisa kok pakai judul Aisyah#1 Aisyah#2.
Misal, puisi kamu panjang banget, kan kalau mau dikirim ke koran ada batas
panjangnya. Jadi, dipotong sahaja menjadi seperti itu. Penulis yang diuntungi,
karena kan perjudul ada harganya ^^
Harian Analisa
Di analisa, ku juga harus
jatuh bangun dan ku juga harus jadi penulis yang keras kepala buat karyanya
diterbitkan di koran ini~
Di kampus UMSU tercinta untuk mengambil honor tak dibolehkan memakai nama pena. Harus lengkap nama asli. Dan pernah juga ngirim tulisan lagi ke Medan Bisnis namun pakai “Haura Alsa” eh, nggak taunya, redakturnya tetap buat nama saya “Aisyah Haura Dika Alsa”. Jadi makin nggak pede buat pakai nama pena hahaha..
Di kampus UMSU tercinta untuk mengambil honor tak dibolehkan memakai nama pena. Harus lengkap nama asli. Dan pernah juga ngirim tulisan lagi ke Medan Bisnis namun pakai “Haura Alsa” eh, nggak taunya, redakturnya tetap buat nama saya “Aisyah Haura Dika Alsa”. Jadi makin nggak pede buat pakai nama pena hahaha..
Alhasil, untuk ke
Analisa, saya harus berjuang lagi. Bukan sebagai “Haura Alsa” namun dengan nama
lengkap saya. Padahal, redakturnya sudah mengenal “Haura Alsa”. Ya, tak ape-apelah..
Pembelajaran buat Man Teman, harus konsisten dengan nama untuk dunia
kepenulisan :)
Di Analisa, beginian dipakai kok >> Aisyah #1 Aisyah
#2. Umumnya, puisi
di media cetak yang ada di tulisan saya ini, kebanyakan yang satu bait sahaja.
Tapi, kalau mau kirim dua bait, ya monggo ae ^^
Puisi ke Analisa minimal 6 judul puisi dan cerpen minimal
2 halaman A4 12 TNR margin normal tanpa spasi dan tema bebas (menurut hemat
saya)
Alamat email : online@analisadaily.com (Analisa Hari Rabu)
Subject : Rubrik
Puisi/Cerpen Analisa Rabu
Alamat email : rajabatak@yahoo.com (Analisa Hari Minggu)
Alamat email : rajabatak@yahoo.com (Analisa Hari Minggu)
Catatan : di Analisa insya Allah biar dilirik redaktur
gunakanlah sajak a-b-a-b atau a-a-a-a
Lelaki yang Kini Dingin
Karya : Haura Alsa
Aku berdiri menunggu kesaksian hujan
Setelah gerimis patah mengalah,
Pada bulir-bulir yang pecah ke tanah
Pada bau wangi dingin yang kini menjelma lain
Aku hantarkan, bahwa kau semirip musim
Yang kini bermukim
(Analisa, Rabu, 18 Februari
2015)
Lalu, cerpen anak.
Nah, cerpen anak ini terbitnya hari minggu rubrik Taman Riang dengan redaktur
yang berbeda, cernak minimal 1 halaman 12 TNR A4 tanpa spasi.
Email : analisa.arifin@gmail.com
Honor
bisa diambil sehari setelah karya terbit, kantornya di jalan Ahmad Yani di
dekat lapangan merdeka. Honor di Analisa 1 judul puisi Rp 25 ribu, biasa yang
diterbitkan 4 puisi. Jadi total Rp 100 ribu. Honor cernak, 1 judul Rp 50/75 ribu. Honor cerpen Analisa Rabu Rp 100 ribu, honor cerpen Analisa Minggu Rp 150 ribu. Dan untuk melihat tulisan kita terbit atau nggak, kita bisa lihat di laman analisa harian.analisadaily.com
Yang
pasti, nggak dilupain kualitas kita dalam menulis, jangan mau honornya
saja tapi tak mau membuat karya kita bermanfaat untuk dunia apalagi
untuk akhirat :))) Yang jelas, kuantitasnya dulu dibanyakin, seiring
berjalannya waktu, kualitas bakal ngikutin.
And, I’m so happy for
doing this. Karena menulis adalah cara saya membahagiakan hidup saya. Jadi,
dari hobi ke profesi hehe ya, mudah-mudahan bisa beneran jadi profesi menulis
ini. Aamiin ya Allaah..
Nah, buat yang udah
punya banyak pengalaman nulis di koran atau di mana saja, jangan pernah cuek
bebek kalau ditanya-tanya. Coba bayangin kamu ada di posisi yang nanya, pasti
kamu sakit hati jugakan kalau dicuekin. Ingatlah, musuh atau saingan itu
bukan orang lain. Malah orang lain, bisa dijadikan teman untuk pembelajaran. Musuh
yang paling nyata adalah diri kita sendiri (read : kemalasan) dan tak lupa juga
bapak/ibu redaktur heuheuhe.. karena kita emang harus bisa buat redaktur
klepek-klepek sama tulisan kita. Jangan pandainya, anak orang aja yang dibuat
klepek-klepek. Apalagi kalau belum halal :p malu sama kucing dong meong meong meong :p
Untuk penulis pemula,
jangan pernah malu dan nggak percaya diri buat ngirim karyanya ke koran. Dan
buat yang udah ngirim ke koran, tapi belum juga terbit, jangan pernah nyerah.
So simply statement emang. Tapi dampaknya luar biasa kalau kita mau terus nyoba
meski masih gagal. Banyakin nanya sama yang udah pengalaman karyanya terbit. Banyakin
baca dan latihan nulis juga.
Kalau ditolak terus,
berarti kita harus intropeksi karya kita. Pasti ada yang masih kurang. Nah,
sambil muhasabah karya sambil terus kirim ke media dengan tulisan yang berbeda
dari sebelumnya pastinya. Tunjuki sama redaktur, kalau kamu nggak nyerah buat
nyoba dan tulisan kamu layak diterbitkan. Dan, biarlah penolakan bapak redaktur
menjadi makanan setiap minggu. Hahaha. Oke. Ini curhat.
Karena, penulis hebat
di luar sana, sekelas Tere Liye;abang guehhh (nggak boleh ngamuk), Habiburrahaman El-Shirazy dan
lainya, juga pernah ngalami penolakan terhadap karya-karyanya. Kalau mereka
menyerah sekali atau menyerah di kali kedua, apa karya mereka bisa kita baca seperti sekarang? Nah,
selamat mencoba! :)
Halo Kak, salam kenal. Saya Dea. Saya mau tanya kak, gimana cara pencairan honor cerpen Analisa? Saya domisili Jakarta. Saya bisa kontak ke CP yang mana ya Kak? Makasih sebelumnya :)
ReplyDeleteSalam kenal, Dea. Monggo ngobrol di inbox facebook saya, Aisyah Haura Dika Alsa :) Kalau domisili luar Medan, saya kurang tahu bagaimana pengambilan honornya. Biasanya saya langsung ambil ke kantornya :) Tapi, insya Allaah nanti akan saya tanya ke dosen saya ya ^^
ReplyDeleteTerimakasih, sangat membantu. Semoga kita bisa ketemu di dalam karya ☺
ReplyDeleteHai Zahra Rani, terima kasih juga sudah berkunjung ke sini. Sampai bertemu juga. Selalu semangat menulis buat kita ya!^^
DeleteSalam kenal kak, saya eva huehehe saya juga mahasiswi umsu kak baru semester 3 sih.. serius tulisan kakak ini menginspirasi banget, saya hobi nulis puisi tapi belum berani post ke koran, karna tulisan kkk insyaallah akan saya beranikan diri, kakak semester berapa kak? Pengen kenalan sama kakak hehe oya ada 1 bait kalimat kakak diatas yg bener bner luar biasa saya izin post di bbm saya kk dengan menyertakan nama kakak tentunya.. sekali lagi terimakasih banyak kk;)
ReplyDeleteHai Dek Eva, adik kelas. Salam kenal juga ^^ Wah, terima kasih sudah berkunjung. Jangan malu-malu kirim karya ke media cetak ya.
DeleteDuh, malu kalau ditanya semester, kakaknya baru beranjak ke semester tua. Mari kita berkenalan! ^^
This comment has been removed by the author.
Deletemaaf kak, kalau boleh saya mau nanya; kalau mengirim puisi ke Analisa dan penulis ada di luar Sumatera, apakah honor akan ditransfer redaksi ke rekening si penulis?
ReplyDeletemohon penjelasannya, kak.
terima kasih banyak
Sepertinya tidak. Karena saya selalu ambil sendiri di kantornya. Tapi, boleh kok diambilkan oleh orang lain. Orang kepercayaan kamu di medan ini misalnya, entah teman, saudara, atau yg lainnya. dengan membawa surat pengantar yang ditandangi sama kamu sertakan juga scan fotocopy kamu :) semoga membantu ya ^^
ReplyDeletetrims, kak atas infonya. Bermanfaat sekali. Insyaallah nanti saya coba kirim ke Analisa kalau puisix dah siap. Oh iya, saya pernah baca puisi kakak yg judulx "Bau Elegi", "Rindu Lelaki Daunan"dll. Bagus, kak, diksix cukup rapi & terjaga.
DeleteKalau boleh saran, ada baikx kakak meliarkan diksi & imajinasi, biar puisix lebih expresif & beda (bisa belajar dari puisi Soni Farid Maulana, Irma Agryanti, D Zawawi Imron, Sutardji C. Bachri dll)
salam ^^
Oh iya? baca di mana? Terima kasih sarannya ya :)
Deleteepaper Analisa 22 Juni kemaren kak.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletemakasih ya kak infonya, alhamdulillah ngebantu sekalii, salam kenal ya kak
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteTerima Kasih, sangat membatnu
ReplyDeletehalo kak.... kalau sudah ngirim, ada pemberitahuan diterima atau nggak diterima kah?
ReplyDeletesoalnya saya sudah kirim tapi tidak ada konfirmasi sama sekali.
makasih...
Kalau koran Medan setahu saya tidak ada. Dan kalaupun itu diberitahu, jarang sekali. Biasanya, redaktur kenal dekat dengan penulis itu. Kalau pengalaman saya pribadi, hanya sekali diberi tahu. Itupun, karena redakturnya dosen saya sendiri. Sebaiknya di cek saja di korannya langsung atau biar murah cek di situs atau epapernya :)
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteHai kak Aisya, iseng" serching tulisan kk sangat menginspirasi.
ReplyDeleteOhya kak, jenis tulisan puisi itu umumnya TNS 12 kah?
Atau setiap jenis koran beda beda?
Hai Indah, menurut pengamatan saya, TNR 12 itu sudah menjadi standarisasi ukuran tulisan resmi. Jadi, baiknya memang 12 TNR.
ReplyDeleteassalamualaikum kak... klo udah ngrim gmna cara ngambil honornya kak?
ReplyDeleteHai Ratma, ditunggu dulu karyanya terbit atau nggak lalu ambil honor langsung ke kantornya. Bawa KTP saja dan beri surat pengantar yang berisi tulisan kita yang sudah terbit yang akan diambil honornya.
Deletekak...aku juga mau ngirim cerpen yg judulnya MOLOVA bantu dunk kak. aku mahasiswa piloteknik negeri medan jurusan akuntansi semester 2.
ReplyDeleteHai, Mulia. Mau dikirim kemana cerpennya?
DeleteHallo kaka salam kenal, mau tanya nih kak. Untuk surat pengantar itu diketiknya di file sendiri atau gabung sama puisinya. Teruskan kak untuk format penulisan surat pengantarnya ada gak kak.
ReplyDeleteTerimakasih
Halo, Khairani, salam kenal juga. Kalau saya biasanya, diletak di badan email surat pengantarnya. Dan menurut saya lebih efektif ditaruh di badan email daripada dipisah di file lain. Namun, kalau memang tidak mau di badan email, sebaiknya, memang dipisah dari tulisan yang akan dikirim agar rapi. Formatnya sederhana saja tidak masalah asal sopan dan detail. Saya biasanya memakai format yang sudah saya jabarkan di atas. Semoga membantu ya, Khairani :)
ReplyDeleteHallo Aisyah, salam kenal.
ReplyDeleteBoleh kasih list koran yang menerima artikel gak? Duhhh, dpt tugas dari kampus yg dikirim harus artikel nih.
Rata-rata koran menerima artikel seperti Analisa, Waspada, Medan Bisnis, Mimbar Umum
ReplyDeleteHallo ayu, salam kenal juga :)
ReplyDeleteRata-rata koran menerima artikel, seperti Analisa, Waspada, Medan Bisnis, dan Mimbar Umum :)
Biodata nya apa" aja ya kak yg di sertakan ?
ReplyDeleteNama, Status pendidikan itu paling minimalnya
Deletehalo kak.Kalo kita cantumkan no rekening tanpa harus dtg ke kantor buat ambil honornya bisa gak kak? terutama di koran analisa
ReplyDeletePermisi sebelumnya kak. Apakah email redaksi analisa masih tetap sama seperti postingan di atas? Atau sudah berubah?
ReplyDeletesama kok kak :)
DeleteAssalamu'alaykum kak, sebelumnya terima kasih tulisannya sangat membantu. kak mw tanya, untuk pengiriman karya kita setelah itu ada biaya yg harus dibayarkan kak? aku denger kalau kita ngirim ke surat kabar ada biaya nya. mohon penjelasannya kak. makasih
ReplyDeletesejauh ini, saya hanya mengeluarkan biaya internet untuk mengirimkan tulisan ke redaktur melalui email. bisa juga gratis kalau ada wifi :)
DeleteAssalamu'alaikum mbak, saya baru pertama kali ngirim artikel ke rubrik harian analisa, dan saya baru tau kalau tulisan saya diterima setelah 3 minggu dari tanggal terbit. Kira-kira saya masih bisa ngambil honornya gak? Kalau honor menulis di analisa kita ambil setelah beberapa tulisan kita terbit bisa gak ya? Jadi kita ambilnya setelah terkumpul banyak honornya. Terimakasih mbak :)
ReplyDeleteCara ngirim opini ke analisa gimana ya? Mohon penjelasannya
DeleteWA'ALAYKUMUSSALAM.. ambilnya waktu tulisnnya sudah banyak saja yg terbit. biar ga bolak balik ke kantornya. intinya, harus tetap nulis hehe..
ReplyDeletekak saya mau tanya. kalau tulisan nya di muat di cemerlang waspada. ada di kabarin atau tidak ya kak ?
ReplyDeletesejauh ini, setau saya tidak ada..
Deletehey, kalau mengirim opini di mimbar umum subjeknya gimana ya?
ReplyDeleteOpini 'nama rubrik', misal, opini mimbar islam. untuk opini di hari jumat
DeleteHalo kak.selamat sore.saya sangat berterimakasih atas ilmu dan informasi yang sudah kakak berikan.saya mau bertanya bagaimana cara saya yang masih pemula untuk mengirimkan hasil karya saya ke analisa atau media lain kak? terimakasih.๐
ReplyDeleteHalo juga. Umumnya sama saja baik pemula dan yang sudah berpengalaman cara mengirimnya. Ada di tulisan saya ini.
DeleteTerimakasih informasinya, sangat berguna ๐
ReplyDeleteAlhamdulillah, kembali kasih.
DeleteAssalamu'alaikum kk..
ReplyDeletesalam kenal kkk, sy mau nny nih, kalau karya kita sudah dikirim, apa ada pemberitahuan itu diterbitkan atau tdk ya kk?
wa'alaykumussalam warohmatullah.. tidak ada pemberitahuan. kita sendiri yang cek ke korannya atau epapernya.
DeleteTerima kasih iformasi nya,benar benar sangat membantu orang diluar sana yang ingin menunjukkan/menerbitkan karyanya ke orang banyak
ReplyDeleteAlhamdulillah, kembali kasih.
DeleteThanks kak, tulisan kakak sangat menginspirasi saya untuk lebih berkarya. Saya jg sangat gemar buat puisi ,tapi tidak pernah terpikirkan kirim ke analisa. Tanya ya kak, sekali kirim memang harus 6 puisi ya?
ReplyDeleteTerimakasih kak atas penjelasannya, saya ingin tanya-tanya ke kakak, selain facebook ada lagi media sosial kakak yang lain? Saya ingin bertanya ke kakak karena kebetulan saya juga berdomisili di kota medan.
ReplyDeleteSore kak...
ReplyDeleteSaya kan sudah mengirim puisi saya lewat email ke waspada cemerlang pd tgl 22 september 2019.
Jd gni kak saya masiswa unimed semester 1 jd saya masih belum mengenal daerah medan.klw blh tau dimana bisa saya dapat kan koran waspada cemerlang itu ya kak.?
hai kak salam kenanl sesama penulis muda hehe
ReplyDeletebtw aku mau nanya kak, kaka dulu ngecek karya puisi kaka dh terbit itu setiap hari atau di akhir pekan aja ya ? mengingat kejelasan kaka di atas bahwasanya pihak redaksi tidak menginfokan klau karya kita diterbitkan. Mohon penjelasannya kak .
Kayanya author nya Uda ngga aktif nulis lagi ya
DeleteHallo kak,, maksudnya no spacing apa ya ka?
ReplyDeleteApakah dalam penulisan kita tanpa spasi kak?