Hei.
Bagaimana kabar gemintang dan rembulan yang saling bercengkrama sedang kau menjadi penikmat paling kentara?
Bagaimana gemulai senja kautunggui saat kau hanya bersama langkah sepasang kaki?
Apa kabarmu?
Pun kabar daun-daun yang gugur lalu tiba-tiba ia sudah hinggap di kertas sajak-sajakmu?
Atau kabar pagi dan sepiring sarapan nasi serta teh yang digulai?
Sudahkah kita memanggul rindu saat waktu mengurung wajah yang malu-malu?
Kini, kita hanya perlu berbenah serta menyiapkan wadah untuk menampung tawa pun buncah yang kita sebut sebagai rumah.
No comments:
Post a Comment