Hei.
Lagi. Kau. Kusapa.
Aku ingin kau berhenti menjadi puisi. Maka, sekian saja. Jariku permisi.
Sebab kau, begitu berarti, harusnya di taruh dalam hati dan...... di sini. Di sisiku, saat aku bangun lalu menemukan wajahmu yang tertidur, nyenyak. Nanti.
#Sebuah rindu dalam tekad.
#Dini hari menjelang fajar kemudian pagi.
Untukmu yang nanti akan menemani : )
No comments:
Post a Comment